Saat ini, kehidupan sosial memiliki kondisi yang sangat berbeda daripada sebelumnya. Hidup berdampingan dengan teknologi dan internet membuat kehidupan manusia tidak lepas dari penggunaan teknologi dan internet, salah satunya adalah sosial media. Dengan tersedianya berbagai platform sosial media, kini banyak orang yang mengunggah kegiatan keseharian mereka di sosial media. Secara tidak langsung, sosial media dijadikan tempat kompetitif untuk menunjukan kegiatan produktivitas diri. Unggahan dalam sosial media menjadikan tolak ukur produktivitas seseorang.
Kata produktif tentunya bukan kata yang asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Produktivitas sering tergambarkan sebagai aktivitas yang sibuk dan melakukan banyak hal. Secara definisi, produktif merupakan suatu usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan sedikit waktu dan sedikit usaha. Produktivitas akan menjadi toxic ketika seseorang melakukan suatu kegiatan secara terus menerus dan mengesampingkan kebutuhan lain seperti istirahat. Istilah toxic productivity merupakan istilah yang hampir sama dengan workholic. Sehingga dapat didefinisikan bahwa toxic productivity merupakan sebuah obsesi untuk melakukan sesuatu secara terus menerus dan akan memunculkan rasa bersalah ketika tidak bisa melakukan banyak hal.
Seseorang telah mengalami toxic productivity ketika ia merasa selalu ingin produktif, selanjutnya orang tersebut biasanya merasa bersalah jika tidak melakukan apapun bahkan ketika sedang berisitirahat orang tersebut tetap memikirkan pekerjaan atau kegiatan yang akan dilakukanya. Biasanya orang tersebut selalu merasa ada yang harus dikerjakan agar tidak berdiam diri saja. Kemudian, orang pengidap toxic productivity tidak pernah merasa cukup dan puas. Orang yang telah memiliki gejala tersebut akan lebih terpicu ketika melihat unggahan produktivitas orang lain di sosial media.
Sosial media juga memiliki pengaruh besar dalam produktivitas seseorang, yang selalu mengunggah kegiatan kehidupanya di sosial media. Secara tidak sadar, menunjukan sisi produktivitas diri ke khalayak umum juga dapat membuat diri sendiri terpacu untuk terus menerus melakukan pekerjaan tanpa beristirahat agar ia tersebut tetap bisa membagikan dan menunjukan sisi produktivitasnya itu.
Karya : Hesti Riswanti