Yang Muda Tidak Kalah Untuk Berkarya Dan Berekspresi

2 min read

Saat ini hampir setiap individu mempunyai akun sosial media, hal ini dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat di sekitar kita. Tidak jarang kaum remaja melakukan berbagai macam hal baik yang menarik, aneh maupun membahayakan hanya semata-mata bisa mencuri perhatian di sosial media. Beberapa waktu yang lalu masyarakat Indonesia dihebohkan dengan fenomena Citayam Fashion Week. Menurut wikipedia Fashion Week adalah sebuah pagelaran dalam industri busana, dan menjadi ajang bagi para perancang busana, merk busana atau rumah busana yang memeragakan koleksi terbaru mereka, dan para penikmat busana serta media juga berkesempatan untuk meliput dan menyaksikan tren busana terbaru. Ajang ini memungkinkan industri busana untuk mengetahui apa yang sedang in dan apa yang sedang out dalam suatu musim busana tertentu.

Pekan Citayam Fashion Week berlangsung mulai tanggal 16 juli 2022 dan dibubarkan pada tanggal 28 juli 2022. Acara ini diselenggarakan di kawasan Dukuh Atas yang berada di dekat pusat bisnis ibu kota Jakarta. Pekan ini diikuti oleh remaja yang diketahui  berasal dari Citayam Bojong Gede itu mengenakan berbagai mode pakaian dengan gaya fashion kekinian. Dan dari situlah muncul istilah ‘Citayam Fashion Week’. Area Dukuh  Atas menjadi salah satu tempat nongkrong para anak muda dari beragam daerah termasuk dari Citayam. Suasana yang nyaman dan modern membuat anak anak tersebut merasa betah berlama-lama disana. Viralnya video Bonge dan Roy membuat kawasan tersebut semakin menarik untuk didatangi remaja lainnya. Akses yang mudah dan murah menggunakan KRL commuter line semakin mendukung masyarakat khususnya anak-anak tersebut untuk mengunjungi Dukuh Atas.

Remaja Citayam menggunakan pakaian yang menarik saat mendatangi lokasi Dukuh Atas tersebut. Ketika remaja Citayam semakin viral mereka semakin belomba-lomba agar tampil menarik perhtian warga maupun warganet. Semakin hari semakin banyak remaja yang ikt meramaikan tempat tersebut sebagai konten sosial media mereka. Para remaja dengan santainya menggunakan trotoar dan zebracross sebagai panggung untuk ajang fashion show mereka.  Awalnya para warga menymbut fenomena ini dengan positif, bahkan sejumlah publik figur juga turut meramaikan fashion week tersebut. Masyarakat menganggap acara tersebut sebagai sarana mengekspresikan ide dan kreativitas.

Beberapa hari berlangsung acara fashion week mulai mengundang kontroversi dari masyarakat, karena ada beberapa remaja yang menggunakan fashion tidak sepantasnya misal anak laki-laki yang menggunakan baju dan atribut seperti anak perempuan dan mengenakan rambut palsu. Selain itu banyak dari mereka yang membuang sampah sembarangan di sekitar area tersebut, hal ini membuat kondisi area Dukuh Atas menjadi terlihat kumuh dan tidak enak dipandang. Acara ini juga mengganggu kenyamanan pengguna jalan yang berada disana. Alasan inilah yang membuat pemerintah kota menghentikan aksi Fashion Week tersebut, karena dinilai terlalu membahayakan juga.

Citayam Fashion Week membawa tren baru untuk kalangan remaja diberbagai daerah. Sebagai contoh beberapa remaja disolo  bermaksud akan menggelar solo fashion week dikawasan tengah kota namun tidak mendapat izin dari walikota. Menyingi Citayam Fashion Week, jogja juga menggelar Malioboro Fashion Week pada 23 juli. Lain dari citayam yang menggunakan pakaian sehari-hari, Fashion Week yang digelar dimalioboro mengusung tema kostum karakter tokoh pewayangan. Pada 30 juli di Magelang diadakan Borobudur Street Fashion saat car free night.

Pada media sosial juga banyak warganet yang turut meramaikan tren Citayam Fashion Week dengan mengunggah content vidio ketika mereka mengenakan pakaian dan berjalan seperti model yang sedang melakukan pameran. Fenomena sosial yang diuraikan di atas menunjukkan gambaran kehidupan sosial kita saat ini yang cenderug mudah terpengaruh satu sama lain. Di samping itu menunjukkan bahwa kaum muda membutuhkan wadah dan sarana untuk berekspresi. Selama pandemi aktivitas kita sangat dibatasi sehingga sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan. Karena sosialisasi dibatasi ajang-ajang tersebut dinilai sebagai angin segar setelah adanya pandemi selama 2 tahun terakhir ini. Ajang seperti ini bisa menjadi positif apabila diselenggarakan di tempat dan waktu yang tepat. Hal yang tak kalah penting mengikuti norma sosial yang ada dimasyarakat dan peraturan daerah yang berlaku.

Bagi kita kaum muda hendaknya berani untuk mengeksplorasi diri dan mengekspresikannya dengan tepat, namun ada beberapa hal yang perlu diingat saat kita mengekspresikan diri tetap didalam aturan dan menggunakan sarana yang tepat. Kita boleh bebas berekspresi asalkan tau membatasi diri sehingga hasil karya kita dapat menjadi kontribusi yang positif bagi masyarakat sekitar.

Karya : Chantyka Praditha

Munculnya Fenomena “Rental Boyfriend” yang Ramai di Kalangan Gen…

Manusia merupakan makhluk sosial, sehingga manusia tidak bisa hidup sendiri. Dikatakan sebagai makhluk sosial karena manusia memiliki dorongan untuk beriteraksi dengan manusia lainnya, sehingga timbullah hidup...
Hesti
2 min read

Diantara Penyemangat dan Penghambat dalam Meraih Prestasi Ketika Berpacaran

Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal...
Hesti
2 min read

Bersyukur Memiliki Jerawat

Selama kurang lebih dua tahun, masyarakat dunia diharuskan untuk melakukan aktivitas di dalam rumah. Hal tersebut merupakan efek yang ditimbukan dari pandemi Covid-19. Selama...
Hesti
1 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *