Penelitian Tindakan Kelas

12 min read

Penelitian Tindakan Kelas

Pada dasarnya setiap pembelajaran yang dilaksanakan haruslah selalu dinamis dan berkembang ke arah yang lebih baik. Nah untuk mengakomodasi hal tersebut perlu adanya sebuah penelitian khusus agar setiap perbaikan bisa lebih terarah dan bermakna.

Salah satunya adalah dengan penelitian tindakan kelas atau PTK. Maka dari itu di sini akan dijelaskan dan deskripsikan tentang penelitian tindakan kelas dari yang umum hingga khusus.

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Di Indonesia penelitian tindakan kelas mulai aktif digunakan pada tahun 1980-an. Dan berdasarkan akar pertama penelitian ini ditemukan pada tahun 1946, oleh Kurt Lewin. Dia adalah seorang Amerika yang memiliki keahlian di bidang psikologi sosial.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian sederhana (praktis), yang bertujuan untuk membenahi pembelajaran di kelas. Penelitian ini adalah usaha guru atau ahli pendidikan untuk meningkatkan dan menyempurnakan kualitas pembelajaran di kelas.

Agar lebih memahami mengenai penelitian ini mari simak definisi atau pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) menurut para ahli.

Kemmis dan Taggart (1988)

Mereka berpandangan bahwa PTK adalah evaluasi diri bersama dari sebuah kondisi sosial yang bertujuan untuk memperbaiki cara berpikir dalam menghadapi setiap kondisi yang akan dikerjakan di masa yang akan datang.

John Elliot (1982)

Dia berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas merupakan tinjauan tentang persoalan sosial yang dikerjakan untuk memperbaiki komponen kegiatan yang ada di dalamnya. Sebab setiap kegiatan yang di dalamnya sangat mempengaruhi dan dibutuhkan sebagai bahan refleksi untuk sesuatu yang lebih baik ke jalur profesional.

Carr dan Kemmis dalam Siswojo Harjodipuro (1997)

Berdasarkan pandangan mereka berdua penelitian tindakan kelas yaitu melaksanakan evaluasi diri yang didalamnya ada siswa, guru dan kepala sekolah. Kondisi sosial pada pendidikan akan dievaluasi untuk dikembangkan menjadi lebih baik dari segi praktik dan implementasinya.

Ciri-ciri PTK

  • Bersifat Praktis, maksudanya yakni bukan penelitian yang akan membuktikan sebuah teori, tapi untuk menghasilkan teori yang skalanya kecil yakni dalam ruang lingkup kelas.
  • Ada unsur kolaborasi, maksudnya adalah guru akan melakukan kerjasama dengan orang lain agar hasilnya bisa lebih objektif, bisa dengan ahli, dosen, kepala sekolah dsb. Sehingga guru juga bisa mendapatkan masukan.
  • Guru berperan ganda, yakni menjadi peneliti dan praktisi (menjadi guru).

Siklus PTK

Secara garis besar penelitian tindakan kelas mempunyai siklus yang bisa diartikan juga sebagai pengulangan. Dalam siklus tersebut mempunyai empat tahap, yakni a. Rencana, b. Pelaksanaan, c. pengamatan; dan d. Refleksi. Agar lebih paham mengenai siklus PTK perhatikan dan simak gambar di bawah ini.

Siklus PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Tujuan Dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas

Membahas penelitian tindakan kelas tentu akan lebih bermakna bila tahu tentang tujuan atau misi yang akan dilakukan dan dicapai. Berikut beberapa tujuan yang dimaksud:

  • Guru bisa lebih sensitif dan paham terhadap situasi pembelajaran yang ada di kelasnya.
  • Pengajar dapat lebih terdorong untuk selalu meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya sebagai seorang manusia dan sebagai seorang profesional.
  • Guru sebagai seorang manusia akan bisa lebih cepat tanggap dan peka pada perasaan siswa dan bisa memperlakukan seorang siswa sebagaimana mestinya (empati).
  • Pengajar bisa lebih bersemangat untuk berkegiatan dan berinovasi untuk melakukan aktivitas belajar mengajar dan mau melakukan pengembangan materi dari segi teori, konsep, taktik, teknik dalam belajar mengajar.
  • Guru bisa terpacu untuk memperbaiki setiap aspek dalam pembelajaran agar setiap kelas yang diajar bisa lebih baik dan meningkat.
  • PTK bisa menolong guru dalam memecahkan masalah yang ada di kelasnya.
  • Melaksanakan penelitian tindakan kelas secara konsisten bisa meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Tentu hal tersebut bisa terwujud bila guru juga sering memperbaiki diri dengan cara evaluasi diri.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Karakteristik yang akan dijelaskan di bawah ini merupakan landasan dari pendapat Richat Winter 1996, yakni:

Kritik Refleksi

Aktivitas ini dilakukan saat evaluasi dan penilaian berlangsung. Pada tahap ini guru akan melakukan investigasi tentang apa saja yang harus dibenahi dan dicarikan solusinya. Sehingga pembelajaran bisa naik level ke tahap selanjutnya.

Kritik Dialektis

Pada karakter ini peneliti akan melakukan kritik kepada kejadian yang sedang ditelitinya. Seperti melakukan evaluasi dari setiap apa saja yang dilakukan dalam pembelajaran meskipun hal tersebut sudah berjalan lama dan baik. Contohnya adalah saat guru melakukan penjelasan kepada siswa atau saat mempraktekan sebuah model pembelajaran.

Kolaboratif

Karakter ini bisa berlangsung dengan adanya partisipasi setiap elemen yang ada di dalam pelaksanaan PTK. Selanjutnya elemen yang ada akan diberi sebuah informasi baru atau masukan dari pihak lain. Yang bertujuan untuk mengetahui sebuah masalah yang belum diketahui.

Ini dilakukan agar seorang peneliti tidak hanya melakukan pengamatan tetapi juga bisa terlibat dalam situasi secara langsung. Dalam karakter kolaboratif ini menyatakan bahwa setiap individu bisa lebih efektif dalam menyelesaikan sebuah tujuan/masalah bila bekerjasama.

Risiko

Pada karakter risiko ini mengharuskan seorang peneliti bisa mengambil langkah konkrit dengan gagah berani ketika aktivitas penelitian dilaksanakan. Sebab terdapat banyak risiko yang bisa ditanggung selama aktivitas penelitian dilakukan, contohnya adalah saat hipotesis, bisa saja hipotesis yang dibuat tidak tepat sesuai apa yang diharapkan.

Susunan Jamak

Memiliki karakter jamak karena PTK mengaitkan setiap komponen yang ada secara komprehensif.

Internalisasi Teori dan Praktik

PTK memiliki sudut pandang bahwa teori dan praktek adalah sesuatu yang berlainan, tetapi juga saling berkaitan. Sebab sumber dari praktek pada dasarnya adalah penerapan dari sebuah teori. Jadi selain refleksi, praktek dan teori adalah pemicu untuk sebuah tahapan berupa transformasi.

Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas

Karakter dari penelitian tindakan kelas itu sendiri adalah kualitatif eksperimen. Maksud dari kualitatif adalah informasi yang didapat berasal dari analisa yang memakai metode/pendekatan kualitatif.

Sementara maksud dari eksperimen adalah bahwa PTK dibuat secara sistematis dengan diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi dari investigasi.

Sementara untuk jenis penelitian tindakan kelas terbagi menjadi 4, berikut jenis dan penjelasannya:

Diagnostik

Pada jenis ini penelitian tindakan kelas akan memakai sistem diagnosa di mana peneliti melakukan tugas secara langsung ke dalam konteks atau kondisi penelitian yang sesungguhnya.

Guru akan melakukan diagnosis terkait masalah yang muncul dalam kelas atau ketika pembelajaran berlangsung.

Ini bisa membuat peneliti bisa mengambil keputusan dengan cepat dan cermat secara langsung.

Partisipan

Pada jenis penelitian tindakan kelas ini, seorang peneliti dituntut untuk bisa berperan aktif dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Peneliti juga diharuskan bersikap konsisten dan konstan saat membuat strategi hingga berakhirnya penelitian dan mempunyai laporan penelitian. Hal dasar seperti penulisan, pengamatan, menghimpun dan menganalisis data harus bisa dilakukan selama proses PTK.

Empiris

Pada jenis PTK ini berkaitan tentang tindakan berupa pencatatan atas implementasi dari tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti. Tugas pencatatan ini meliputi segala yang berlangsung pada penerapan tindakan kelas sehingga hal tersebut diperoleh informasi untuk data penelitian.

Eksperimental

Pada jenis penelitian eksperimental ini memiliki manfaat untuk mendukung agar tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan lebih mudah. Sehingga materi bisa dipahami siswa dengan baik.

Teknik eksperimental bisa dilakukan untuk bisa lebih mengefektifkan aktivitas pembelajaran saat menerapkan PTK mengenai implementasi yang memiliki teknik, model dan strategi yang beragam.

Subjek Penelitian Tindakan Kelas

Terdapat bermacam-macam subjek yang bisa dihubungkan/digunakan dalam PTK. Ketika membahas subjek yang bisa diteliti di bidang pendidikan ada beberapa subjek paling potensial untuk digunakan yakni siswa. Terutama siswa yang sedang melakukan diskusi belajar dalam spektrum kecil.

PTK bisa diterapkan saat aktivitas pembelajaran sedang berlangsung. Dan elemen terkait tentang apa saja yang diteliti antara lain adalah semangat belajar siswa, daya serap siswa pada materi dll. Selanjutnya fokus utama dari elemen yang terlibat seperti staf dan kepala sekolah beserta guru akan menyusul.

Cara Membuat atau Langkah-Langkah Penerapan Penelitian Tindakan Kelas

Pada tahun 1946 PTK diperkenalkan dan semenjak perkenalan tersebut terdapat pengembangan terkait langkah dalam penerapannya. Berikut merupakan penerapan yang dijelaskan berdasarkan penuturan John Elliot, Ini juga termasuk cakupan dari cara membuat PTK:

Perencanaan/Planning

Pada tahap ini akan disusun berupa strategi atau rencana sebelum PTK. Susunan rencana dibuat secara detail tentang aksi-aksi yang akan dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas. Seperti materi, teknik & taktik, metode, langkahnya bahkan prediksi masalah yang akan terjadi saat PTK dilaksanakan. Melakukan perencanaan ini bisa bermanfaat untuk memudahkan dan melancarkan saat PTK dilaksanakan, dan juga kesimpulan tujuan dari PTK juga bisa sesuai dengan apa yang sudah direncanakan

Pelaksanaan/Acting

Pada tahap ini adalah penerapan dari setiap strategi atau rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Acting ini akan dilaksanakan pada ruang kelas, dan bila akan memakai elemen lain, maka hal tersebut tidak lain adalah untuk bisa mendukung pada proses evaluasi nantinya.

Pengamatan/Observing

Pada proses pengamatan pada penerapannya bisa bersamaan dengan langkah pelaksanaan yang pembahasannya baru saja dijelaskan di atas.

Penerapan pengamatan bisa berlangsung rumit oleh sebab itu bisa ditolong oleh orang lain sehingga karakter dari proses pengamatan adalah kolaboratif. Akan tetapi orang lain yang terlibat hanya membantu dari segi pengamatan dan tidak ikut secara langsung dalam pengambilan keputusan.

Pada langkah ini peneliti dituntut untuk bisa menghimpun data dari planning dan pelaksanaan.

Dalam tahap observasi ini terdapat beberapa prinsip, berikut diantaranya:

    • Terdapat perancangan dan koneksi antara pengamat dan peneliti.
    • Utamakan apa saja observasi yang telah ditentukan pengamat dan peneliti.
    • Terdapat parameter yang jelas antara pengamat dan peneliti
    • Penunjukan pengamat haruslah ahli dalam bidang yang akan diamati. Agar pengamatan bisa lebih bermakna. Berikut merupakan skill yang harus dikuasai pengamat:
      • Pengamat harus bisa bersifat objektif
      • Pengamat bisa melakukan penulisan yang cermat dan sistematis.
      • Pengawas melakukan feedback kepada peneliti dengan cepat.
      • Pengamat harus dapat menyusun jadwal kelas dengan baik.

Refleksi/Reflecting

Refleksi merupakan aktivitas untuk menganalisa data yang sudah dikumpulkan. Pada aktivitas ini seluruh kerjasama yang telah dilakukan akan melakukan penguatan refleksi dan evaluasi.

Aktivitasnya bisa berupa pengejawantahan, analisis , dan sintesis dari data yang telah dikumpulkan. Agar bisa menunjang aktivitas pemrosesan data, para peneliti harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai tentang objek yang diteliti.

Ini bertujuan agar kesimpulan yang didapat bisa lebih bermakna dan solid. Evaluasi dan refleksi yang bermakna dan solid bisa menjadi sumber yang akurat untuk dasar yang bagus untuk penelitian selanjutnya.

Agar refleksi memiliki kualitas yang bagus maka refleksi harus dibuat dengan kolaborator setelah melakukan investigasi dalam waktu kurang dari satu hari setelah investigasi.

Tetapi terdapat beberapa sesi penelitian sebelum PTK dimulai, yakni sesi Pra PTK atau sebelum PTK. Pra PTK ini memiliki tujuan agar setiap rencana bisa dijalankan dengan maksimal dan jelas, berikut:

    1. Pengenalan masalah
    2. Analisis masalah
    3. Mendefinisikan masalah
    4. Melakukan Hipotesis

Pada poin bagian 1 hingga 3 merupakan dasar pertanyaan kenapa peneliti melakukan penelitian tindakan kelas. Ini berfungsi agar peneliti bisa melakukan gambaran jelas tentang apa yang akan dilakukan dan bisa merumuskan solusi.

Sesudah melaksanakan pra PTK, peneliti bisa melanjutkan ke tahap inti dari PTK yakni planning/perencanaan.

Agar hasil dari PTK bisa maksimal, peneliti harus melakukan PTK secara konstan dan berkesinambungan.

Kesimpulan

Berlandaskan penjelasan diatas, bisa diketahui bahwa PTK sangat bermanfaat bagi kelas dan guru untuk bisa mengembangkan sebuah lingkup sosial dan individu. Sebuah strategi atau rencana adalah sesuatu dasar yang utama pada PTK sehingga pada sesi refleksi bisa sesuai dan solid.

Referensi

Sanjaya, M.Pd, Prof. DR. H. Wina (2016). Penelitian Tindakan Kelas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas
Prenada Media.David Hopkins. (1993) A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia. Open University Press.
Elliot, J. (1982) Developing Hypothesis about Classrooms from Teachers Practical Constructs: an Account of the Work of the Ford Teaching Project. Dalam The Action Research Reader. Geelong, Victoria: Deakin University.
Kemmis, s. & McTaggart, R. (1983) The Action Research Planner. 3rd ed. Victoria, Australia: Deakin University

Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…

Halo semuanya! Apakah Anda ingin tampil beda dengan gaya rambut yang benar-benar mencerminkan kepribadian Anda? Teknik pembelajaran bisa menjadi kunci untuk menciptakan gaya rambut...
Harys Imanulloh
7 min read

Experiential Learning

Pembelajaran adalah kunci bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa. Namun, apakah kita pernah bertanya-tanya apakah ada cara yang lebih efektif dan menyenangkan bagi mereka...
Harys Imanulloh
11 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *