Harisah Anis Penulis di Tripven. Sangat menyukai Sejarah dan saat ini sedang menjalani Pendidikan di UMP Purwokerto.

Teori Belajar Kognitif

11 min read

Teori Belajar Kognitif

Pemahaman kognitif merupakan teori belajar yang berfokus pada pikiran (pemikiran). Kognisi mendorong siswa untuk memikirkan pikiran mereka sendiri, ini bertujuan agar siswa bisa membuka konsep atau subjek yang sedang mereka perjuangkan.

Teori belajar kognitif atau (Cognitive Learning Theory) merupakan teori yang berfokus pada cara kita untuk memahami bagaimana pikiran manusia bekerja saat belajar.

Teori ini juga meneliti tentang bagaimana suatu informasi bisa diproses oleh otak dan bagaimana pembelajaran terjadi melalui pemrosesan informasi internal. Teori ini didasarkan pada ide bahwa manusia secara mental bisa memproses informasi yang telah mereka terima.

Pengertian

Secara etimologi cognitive berakar dari kata cognition yakni kognisi yang berarti: penyusunan, perolehan dan pemakaian pengetahuan. Dalam skema berikutnya, arti kognitif menjadi terkait dengan bidang psikologi manusia yang memiliki konsep pembahasan dalam perilaku mental yang meliputi masalah perhatian, pemahaman, keputusan, pemrosesan data, problem solving , analisis, imajinasi, berpikir dan prediksi.

Teori belajar kognitif adalah teori yang dipakai untuk menjabarkan proses mental dan bagaimana seseorang (siswa) bisa terpengaruh oleh faktor internal dan eksternal untuk menghasilkan pembelajaran dalam dirinya sendiri. Kemudian mengolahnya menjadi pengetahuan baru berdasarkan apa yang telah dipelajari mereka di masa lalu.

Maksudnya adalah, teori ini menyatakan bahwa siswa pada saat pembelajaran dilaksanakan memiliki keterampilan, pengetahuan, ingatan dan informasi mereka sendiri yang berasal/telah di pelajari di masa lalu.

Kemudian saat mempelajari sesuatu yang baru, siswa akan memproses dan membangun pemahaman mereka sendiri mengenai suatu topik berdasarkan pengalaman dan pengetahuan masa lalu mereka.

Teori ini berasal dari pernyataan psikolog pendidikan Jean Piaget, beliau percaya bahwa pengetahuan merupakan sesuatu yang secara aktif dikonstruksikan oleh siswa berdasarkan struktur kognitif mereka.

Teori kognitif memiliki dasar bahwa, belajar adalah suatu aktivitas internal yang terdiri dari pemahaman, mengingat, pemrosesan data dan perasaan. Sehingga belajar adalah kegiatan individu di ranah privat untuk berpikir kompleks.

Dengan metode ini siswa akan lebih aktif untuk duduk dan mendengarkan sembari memikirkan apa yang sedang guru sampaikan, sedangkan keaktifan guru merupakan sebuah keharusan. Teori belajar kognitf bisa membuat siswa menjadi lebih mudah dalam beradaptasi, terutama ketika mereka akan menggunakan cara berpikir kompleks. Ini bisa menjadi bekal untuk siswa agar mudah dalam menyelesaikan problematika hidup di masa yang akan datang.

Proses Pembelajaran Kognitif

Pembelajaran kognitif berfokus pada proses mental di mana siswa menerima menafsirkan, menyimpan dan memperoleh informasi. Proses mental ini bisa terjadi dengan stimulus (input) dan respon (output). Proses mental ini mempunyai beberapa elemen, di antaranya adalah:

  • perhatian (attention)
  • mengamati (observing)
  • persepsi (perception)
  • menafsirkan (interpreting)
  • pengorganisasian
  • memori (menyimpan dan mengambil)
  • pengkategorian (categorizing)
  • membentuk generalisasi

Sementara urutan prosesnya itu sendiri adalah:

Organisasi

klasifikasi perilaku atau konsep ke dalam kelompok yang terpisah dalam sistem kognitif yang tertib dengan menggunakan kategori-kategori.

Skema

Kumpulan konsep/kategori yang digunakan individu ketika berinteraksi dengan lingkungan.

Adaptasi: Asimilasi

Penyerapan pengalaman baru, di mana seseorang memadukan stimulus atau persepsi ke dalam skemata atau perilaku yang telah ada.

Adaptasi: Akomodasi

Proses struktur kognitif yang berlangsung sesuai pengalaman baru. Proses ini menghasilkan skemata baru dan mengubah skemata lama.

Keseimbangan (Equilibrium)

Proses menstabilisasikan asimilasi dan akomodasi dalam proses struktur kognitif.

Dipercaya bahwa siswa bisa bertindak berdasarkan keyakinan, perasaan, pengetahuan, pikiran, sikap dan pemahaman mengenai diri mereka sendiri dan lingkungan ketika menafsirkan stimulus.

Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif memaparkan bahwa belajar dengan memusatkan pada aktivitas berpikir yang rumit (detail) dengan sistem yang ada, bisa mengubah cara pandang siswa tentang kehidupan.

Teori belajar kognitif difungsikan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah kecil dan besar dalam belajar, seperti menghafal dan menganalisis.

Dengan begitu teori belajar kognitif memiliki prinsip umum yakni:

  • Aktivitas belajar merupakan perubahan pada sistem mental individu (perilaku).
  • Belajar merupakan aktivitas untuk menguasai materi dari catatan.
  • Lebih fokus pada proses daripada hasil.
  • Sudut pandang (persepsi) adalah perangkat yang paling berperan dalam tindakan seseorang.
  • Belajar merupakan aktivitas private yang meliputi pengumpulan data, menghafal, memahami data dsb.
  • Kegiatan belajar adalah rangkaian berpikir kompleks.
  • Dalam rangkaian belajar sebaiknya tersusun berdasarkan dari urutan yang paling simpel hingga paling rumit (kompleks).
  • Hal paling esensial dalam pembelajaran adalah pada keaktifan guru dan inisiatif siswa dalam belajar mandiri.
  • Guru harus memahami latar belakang siswa yang berbeda-beda karena akan sangat menentukan dalam langkah selanjutnya.

Strategi Pembelajaran Kognitif

Terdapat beberapa cara untuk menerapkan teori belajar kognitif dalam kelas dan kehidupan sehari-hari yang bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa.

  • Menanyakan sebuah pertanyaan. Saat siswa diberi sebuah pertanyaan, maka akan membuat mereka bisa menyelami sebuah makna lebih dalam. Pertanyaan yang didasari oleh respon siswa terhadap sesuatu bisa membantu mereka memperdalam sebuah teori sehingga mereka bisa lebih memahami proses pemikiran dan pemahaman mereka sendiri.
  • Buat siswa agar bisa membuat sebuah kesalahan. Caranya bisa dengan melaksanakan praktek atau simulasi tentang suatu hal, kemudian siswa akan membuat kesalahan lalu siswa akan belajar dari kesalahan tersebut. Dengan praktik seperti ini bisa membuat mereka bisa memahami proses berpikir mereka sendiri dan siswa juga bisa mengubah jalan pikiran dari yang salah menjadi benar.
  • Mempertanyakan diri sendiri. Dengan aktivitas ini bisa membuat siswa memahami proses mentalnya. Caranya bisa dengan melakukan diskusi dan menganalisis diri sendiri dengan mempertanyakan apa saja kelebihan dan kekurangan mereka dalam sebuah pembelajaran.
  • Berpikir keras. Caranya bisa dengan memberikan siswa soal yang susah. Bisa juga dengan menyelesaikan sebuah masalah yang dikerjakan secara kelompok lalu dipresentasikan, kemudian guru memberikan pertanyaan atau memberi saran yang bisa membuat siswa harus berpikir dengan keras.
  • Analogi, Berikan siswa lebih banyak analogi yang berhubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ada dalam diri siswa.
  • Bertahap dan berjenjang, ketika memberikan sebuah materi, usahakan untuk dibagi menjadi beberapa tahap, selanjutnya pertahankan alur logis dari materi yang diajarkan tersebut.

Setiap strategi yang ada ini sangat penting agar siswa bisa terbantu untuk mengikatkan mereka dalam keterampilan berpikir, analitik, pengaturan diri, pemahaman dsb.

Meningkatkan Fungsi Kognitif

Setelah melakukan kegiatan agar kognitif seseorang meningkat, ada pula cara agar kognitif seorang pelajar bisa dimaksimalkan dan terawat. Berikut caranya:

Beraktivitas fisik

Berdasarkan seorang peneliti dari Harvard Medical School. Menemukan fakta bahwa dengan melakukan kegiatan fisik secara konsisten dan berkala. Maka perkembangan otak akan meningkat, terutama pada kognitifnya.

Berinteraksi sosial

Dengan melakukan interaksi dengan sesama kita akan ditantang untuk berpikir secara spontan. Hal tersebut karena kita akan melakukan bahasa berupa lisan atau gerak tubuh, hal tersebut selain bisa meningkatkan daya kreativitas juga bisa meningkatkan cara kita untuk menyelesaikan masalah.

Meditasi

Ini merupakan lansiran dari Rutgers University. Menemukan bahwa dengan meditasi 30 hingga 60 menit bisa meningkatkan kognitif dari seseorang. Ini tentu karena setiap jiwa atau mental sangat mempengaruhi akal atau otak. Dengan meditasi jiwa akan tenang dan berpikir akan semakin mudah.

Lihat juga: Teori Belajar

Contoh Kegiatan Pembelajaran Kognitif di Kelas

Meskipun teori ini seperti tes atau eksperimen psikologi yang sulit dipakai dan diterapkan. Namun berdasarkan fakta dan penelitian manfaat yang akan bisa dicapai jika teori ini diterapkan bisa berdampak langsung kepada siswa untuk membantu mereka dalam belajar dan mendapatkan prestasi yang maksimal.

Berikut merupakan contoh dan cara yang bisa digunakan agar strategi belajar kognitif dapat berlangsung maksimal adalah:

    • Membuat permainan untuk menghafalkan sebuah puisi, lagu atau fakta.
    • Minta siswa untuk membuat jurnal tentang apa saja yang telah mereka lakukan dan pelajari dari hari ke hari atau minggu ke minggu.
    • Siswa bisa mendemonstrasikan proyeknya di depan kelas.
    • Minta siswa untuk memuat permainan belajar mereka sendiri, ketika mereka sedang akan memahami sebuah fakta atau subjek.
    • Minat siswa untuk menjabarkan teori atau masalah pembelajaran kepada siswa lain dan mengajarkan teori atau masalah tersebut kepada mereka.
    • Buat daftar pertanyaan di papan tulis lalu minta siswa untuk menjawab dan mempelajari mengenai cara berpikir mereka.

Dalam menerapkan strategi ini, guru harus bisa menekan secara halus kepada siswa agar mereka mau mempelajari yang memang harus dilakukan.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Teori Belajar Kognitif

Aktivitas dalam belajar akan lebih mandiri dan inovatif. Pada saat teori kognitif diaplikasikan, siswa akan secara tidak sadar diharuskan untuk lebih aktif dan kreatif karena siswa tidak hanya pasif duduk diam memperhatikan guru, namun mereka akan menerima pengetahuan sembari memikirkan sebuah gagasan untuk mengimplementasikan pengetahuan tersebut. Secara tidak langsung mereka juga akan berpikir secara independen ketika mereka memperoleh tugas untuk diselesaikan.

Teori kognitif bisa membuat siswa menguasai bahan belajar dengan mudah. Ini karena sistem yang ada pada teori kognitif mengajarkan siswa untuk aktif dalam pelaksanaan belajar. Mereka bisa terpacu karena sudah diajari cara belajar, cara menghafal, memahami dan menyimpan pengetahuan.

Kelemahan Teori Belajar Kognitif

  • Teori ini tidak bisa diaplikasikan di semua jenjang pendidikan.
  • Akan membutuhkan tenaga ekstra bila dilaksanakan pada tingkat atas.
  • Teori tentang intelegensi masih belum rampung dibahas oleh para ahli.

Kesimpulan

Bisa disimpulkan bahwa teori belajar kognitif merupakan teori yang mengharuskan siswa menjadi pusat dalam aktivitas belajar mengajar. Jadi guru berperan sebagai fasilitator dalam memberikan sumber belajar dan bimbingan.

Evaluasi bukan dilihat dari apa yang telah ada tetapi lebih berfokus pada aktivitas yang dijalankan pada kesuksesan siswa dalam mengintegrasikan pengetahuan sebagai misi.

Lebih lanjut Evaluasi juga berperan sebagai penilaian untuk bisa menjangkau secara radikal dan komprehensif dalam kerunutan proses berpikir, sehingga siswa mampu  mengutarakan setiap ide dalam bentuk tulisan maupun lisan.

Harisah Anis Penulis di Tripven. Sangat menyukai Sejarah dan saat ini sedang menjalani Pendidikan di UMP Purwokerto.

Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…

Halo semuanya! Apakah Anda ingin tampil beda dengan gaya rambut yang benar-benar mencerminkan kepribadian Anda? Teknik pembelajaran bisa menjadi kunci untuk menciptakan gaya rambut...
Harys Imanulloh
7 min read

Experiential Learning

Pembelajaran adalah kunci bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa. Namun, apakah kita pernah bertanya-tanya apakah ada cara yang lebih efektif dan menyenangkan bagi mereka...
Harys Imanulloh
11 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *