Model Pembelajaran Kooperatif

15 min read

Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah penunjang guru untuk menghadapi evolusi sistem pembelajaran yang terdapat di Indonesia. Model ini bermanfaat untuk mengatasi sistem pembelajaran Indonesia yang cenderung pasif. Yang mana para siswa hanya diajar menerima pengetahuan dari guru.

Pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang mengedepankan inisiatif siswa untuk berperan dan terlibat aktif dalam grup belajar. Para peserta didik tentu mempunyai level yang berbeda dalam kecakapan dan cara berpikir. Terlebih adanya anggota grup yang memiliki perbedaan gender, budaya, agama, ras dan suku akan berpengaruh dengan cara mereka berpikir.

Maka dari itu model pembelajaran kooperatif akan mengakomodasi perbedaan tersebut untuk siswa agar bisa memecahkan masalah secara kerja sama. Ini tentu akan menanamkan siswa tentang arti perbedaan, tenggang rasa dan pengakuan.

Model model pembelajaran kooperatif-learning

Ketika guru mempraktekan pembelajaran kooperatif, informasi yang didapat siswa tidak hanya searah. Namun bisa mengantarkan peserta didik untuk berdiskusi aktif sehingga pemahaman yang didapat bisa lebih dalam.

Caranya adalah dengan membuat grup kecil untuk siswa lalu guru menjelaskan materi secara singkat dan memberikan beberapa bahan materi ajar. Berikut adalah Beberapa cara dan jenis model pembelajaran kooperatif yang akan membantu guru dalam membentuk siswa yang unggul.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan kerjasama dan interaksi antara siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran bersama. Dalam model ini, siswa bekerja dalam kelompok kecil yang berbeda-beda, dan masing-masing anggota kelompok memiliki peran aktif dalam proses belajar. Pentingnya model ini terletak pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk saling mendukung, berbagi pengetahuan, dan membangun pemahaman bersama.

Prinsip Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif didasarkan pada beberapa prinsip utama, termasuk:

  1. Pertanggungjawaban Individual dan Tim: Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab pribadi dalam belajar, sambil juga berkontribusi secara kolektif dalam mencapai tujuan kelompok.
  2. Interaksi Positif: Siswa didorong untuk saling mendukung dan bekerja sama dengan anggota kelompoknya secara positif.
  3. Ketergantungan Positif: Siswa menyadari bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada partisipasi dan kontribusi aktif setiap anggota.
  4. Keterlibatan Sosial: Model ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, memotivasi, dan membangun koneksi sosial antara siswa.
  5. Kemampuan Interpersonal: Siswa mengembangkan keterampilan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Nilai yang dituju dari metode pembelajaran kooperatif yakni:

Menambah pengetahuan untuk prestasi belajar akademik

Ini merupakan tujuan utama dari model pembelajaran kooperatif karena dengan metode ini pembelajaran akan semakin efisien dan efektif untuk menambah prestasi akademik siswa.

Perasaan siswa menjadi halus sehingga menerima keragaman dan perbedaan

Pembelajaran kooperatif  mengajarkan siswa untuk bisa berfikir secara mandiri dan menciptakan pendapat sehingga melahirkan perbedaan pendapat yang harus diolah menjadi kesimpulan yang sama. Pada prakteknya ini akan menciptakan untuk saling menghormati antar siswa.

Meningkatkan kecakapan sosial

Pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk aktif bersosial sehingga timbul interaksi yang dinamis.

Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah penekanan aktivitas belajar dengan meningkatkan keterampilan sosial siswa dengan berinteraksi. Siswa diharap bisa menjadi pribadi yang menjunjung keberagaman sehingga tercipta rasa baik budi dan halus hati karena saling sepaham dan pengertian dengan orang lain.

Pembelajaran kooperatif juga bisa menghindarkan siswa dari dampak negatif seperti permusuhan dan perselisihan.

Ciri Ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Pakar pendidikan Lie, 2004 menjelaskan bahwa terdapat beberapa komponen dasar yang menjadi ciri pembelajaran kooperatif, yakni:

Antar siswa memiliki rasa membutuhkan yang positif

Ketiga pembelajaran kooperatif dilaksanakan, guru menjelaskan kepada siswa untuk saling bersosial secara aktif untuk menciptakan rasa saling ketergantungan dan membutuhkan namun positif. Misalnya ketika siswa saling membutuhkan ketika mengerjakan soal, untuk saling mengelompokan tugas agar bisa tepat waktu dalam menyelesaikan persoalan.

Rasa tanggung jawab individu akan muncul

Tujuan dari pembelajaran kooperatif salah satunya adalah agar siswa tahu dengan kemampuan individu mereka ketika menangkap dan memahami sebuah materi.

Kemudian nilai yang didapat diutarakan oleh guru kepada masing-masing anggota grup, sehingga tiap anggota bisa tahu kemampuan mereka dan bagaimana cara mengatasi masalah siswa yang harus dibantu dalam belajar.

Seluruh hasil yang diambil adalah hasil setiap anggota grup yang dirata-rata secara menyeluruh. Sehingga hasil yang diperoleh grup tersebut merupakan titik temu kemampuan individu setiap siswa.

Interaksi tatap muka

Metode tatap muka akan membuat siswa bisa bersosialisasi secara langsung. Ini membuat ruangan kelas menjadi lebih interaktif dan bisa memicu munculnya diskusi.

Keterampilan sosial

Keterampilan sosial sangat diperlukan siswa terlebih untuk menjalin persahabat siswa. Perangkat kooperatif ini akan menciptakan rasa kompak antar siswa kelas. Bila terdapat siswa kurang dalam keterampilan sosial ini maka guru bertugas untuk membimbing lebih lanjut

Metode ini juga menjalin hubungan antar siswa dengan baik, melatih kekompakan sesama teman sekelas. Guru bisa menegur apabila ada siswa yang tidak dapat menyatu oleh kelompoknya.

Langkah-Langkah atau Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Dengan memanfaatkan model ini siswa bisa berpartisipasi & terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Berikut adalah Langkah-langkah atau sintaks dari model pembelajaran kooperatif:

  1. Guru menyampaikan informasi tentang visi dan misi pembelajaran untuk menyiapkan siswa.
  2. Menyampaikan penjelasan ringkas dari bahan ajar yang akan dilakukan.
  3. Mengutarakan informasi tentang perumusan grup dan cara pembelajaran berlangsung agar bisa dilakukan dengan tepat.
  4. Menyediakan data dan pengetahuan untuk proses belajar siswa dalam menemukan solusi dari tugas dan diskusi.
  5. Membuat semacam tes kepada siswa untuk menguji kemampuan yang telah didapat dari pembelajaran individu dan kelompok.
  6. Lakukan evaluasi setelah proses pembelajaran dan apresiasi setiap usaha siswa dalam menemukan solusi dari tugas yang dikerjakan.

Unsur-Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Pada bagian unsur dari pembelajaran kooperatif menurut David dan Roger ada lima yakni:

  1. Face to face promotive interaction: Ciri khusus dari unsur ini adalah rasa saling percaya, berbagi, membantu, mengingatkan, percaya dan menyemangati.
  2. Personal responsibility: Ini adalah terciptanya tanggung jawab dari individu siswa, ini merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Hal ini terbangun karena adanya pembentukan grup untuk berdiskusi dan belajar.
  3. Interpersonal skill: Peran dari unsur ini berfungsi untuk peningkatan keterampilan mengenal dan menerima diri sendiri untuk saling mendukung satu dan lainnya sehingga proses kerjasama akan tercipta.
  4. Group processing: Prose ini merupakan hasil dari aktivitas dari kerja antara individu dan grup. Sehingga proses belajar lebih efektif dalam berkontribusi dalam setiap individu.
  5. Positive interdependence: Peran ini adalah tanggung jawab setiap bahan yang diterima setiap individu dalam grup dituntut untuk dipahami lebih mendalam.

Macam Macam Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw:

Pengertian: Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah model pembelajaran yang mendorong kolaborasi dan saling ketergantungan di antara siswa dalam kelompok. Siswa bekerja bersama untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran, lalu mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain untuk mencapai pemahaman yang menyeluruh.

Tujuan:

      1. Meningkatkan keterampilan sosial siswa, seperti kemampuan bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan berkomunikasi secara efektif.
      2. Mendorong penguasaan materi yang mendalam melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang saling menguatkan.
      3. Mengembangkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri siswa, karena mereka harus berbagi pengetahuan mereka dengan anggota kelompok lain.

Manfaat:

      1. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, karena setiap anggota kelompok memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi.
      2. Mengurangi persaingan negatif antar siswa, karena mereka saling membutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
      3. Memperkuat pemahaman siswa melalui proses mengajar dan mendengarkan, sehingga informasi dapat lebih mudah dipahami dan diingat.

Langkah-Langkah Implementasi Model Jigsaw:

      1. Pembentukan Kelompok: Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil dengan jumlah anggota yang sama. Setiap kelompok akan fokus pada topik pembelajaran yang berbeda.
      2. Ahli Topik: Setiap anggota kelompok akan mempelajari suatu topik tertentu. Mereka akan menjadi ahli dalam topik tersebut dan mempersiapkan diri untuk mengajarkan materi kepada anggota kelompok lain.
      3. Diskusi Kelompok Asal: Setelah menguasai topik, siswa kembali ke kelompok asal mereka untuk berbagi pengetahuan. Setiap anggota kelompok harus mengajarkan materi yang telah dipelajarinya.

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions):

Pengertian: Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang menekankan penghargaan atas prestasi individu dan kelompok. Siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan setelahnya, ada penghargaan untuk pencapaian individu dan kelompok.

Tujuan:

      1. Meningkatkan keterampilan sosial siswa, seperti kemampuan bekerja sama, mendukung satu sama lain, dan menghargai perbedaan.
      2. Memotivasi siswa untuk berusaha lebih baik dalam belajar, karena ada penghargaan atas prestasi kelompok dan individu.
      3. Meningkatkan kepercayaan diri siswa melalui pengakuan atas kontribusi positif mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Manfaat:

      1. Memperkuat semangat kompetisi yang sehat dalam belajar, karena siswa berusaha untuk mencapai prestasi tertinggi dalam kelompoknya.
      2. Mengurangi persaingan negatif dan membangun rasa kebersamaan antar siswa, karena mereka bekerja sama untuk mencapai prestasi kelompok.
      3. Mendorong siswa untuk saling membantu dalam belajar dan memahami bahwa pencapaian kelompok juga berkontribusi pada kesuksesan pribadi.

Langkah-Langkah Implementasi Model STAD:

      1. Pembentukan Kelompok: Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan komposisi yang beragam. Kelompok ini akan berkolaborasi dalam mengatasi berbagai tugas dan tantangan.
      2. Pengajaran Materi Inti: Guru memberikan pengajaran mengenai materi inti kepada seluruh kelas. Setiap siswa bertanggung jawab untuk memahami dan menguasai materi tersebut.
      3. Latihan Kelompok: Setelah materi diajarkan, siswa berkolaborasi dalam kelompok untuk melaksanakan latihan-latihan dan tugas-tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran.
      4. Penilaian Individu dan Kelompok: Setelah latihan selesai, terdapat penilaian baik untuk pencapaian individu maupun kelompok. Hal ini mendorong motivasi siswa untuk saling membantu dan berkolaborasi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
  1.  

Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament):

Pengertian: Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model pembelajaran yang menggunakan elemen permainan dan turnamen untuk meningkatkan interaksi dan semangat kompetisi dalam belajar. Siswa membentuk tim yang berkompetisi dalam berbagai permainan atau turnamen setelah mempelajari materi yang sama.

Tujuan:

      1. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar melalui elemen permainan dan kompetisi.
      2. Memperkuat kerjasama dalam tim dan keterampilan sosial siswa.
      3. Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran melalui aplikasi dalam situasi permainan atau turnamen.

Manfaat:

      1. Meningkatkan semangat belajar siswa karena pembelajaran diintegrasikan dengan kegiatan yang menyenangkan.
      2. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan kerja sama dalam tim.
      3. Memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas antar siswa dalam tim.

Langkah-Langkah Implementasi Model TGT:

      1. Pembentukan Tim: Guru membagi kelas menjadi beberapa tim yang beranggotakan beberapa siswa. Tim-tim ini akan berkompetisi dalam berbagai permainan atau turnamen.
      2. Materi Pembelajaran: Setiap tim akan mempelajari materi pelajaran yang sama. Guru memberikan pengajaran dan materi kepada seluruh kelas.
      3. Kompetisi: Setelah materi dipelajari, tim-tim akan berkompetisi dalam permainan atau turnamen yang menguji pemahaman mereka tentang materi pelajaran.
      4. Penghargaan: Tim yang mencapai prestasi tertinggi akan mendapatkan penghargaan atau poin tambahan. Hal ini mendorong semua anggota tim untuk berkontribusi dan bekerja sama secara efektif.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT):

Pengertian: Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together melibatkan seluruh anggota kelompok dalam berpikir dan berkontribusi. Siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dengan sistem pemberian nomor, di mana mereka harus bekerja bersama untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas.

Tujuan:

      1. Meningkatkan partisipasi aktif dan keterlibatan semua siswa dalam proses pembelajaran.
      2. Mendorong siswa untuk berkolaborasi dan saling membantu dalam mencari solusi dan jawaban.
      3. Memperkuat pemahaman siswa melalui diskusi dan kerja sama dalam kelompok.

Manfaat:

      1. Meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerjasama siswa dalam bekerja dalam kelompok.
      2. Mendorong pengembangan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis.
      3. Memperkuat rasa kebersamaan dan saling menghargai dalam kelompok.

Langkah-Langkah Implementasi Model NHT:

      1. Pembentukan Kelompok: Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota yang sama. Setiap anggota kelompok akan diberi nomor.
      2. Pemilihan Anggota: Guru mengajukan pertanyaan atau tugas kepada seluruh kelas. Setelah itu, nomor dipilih secara acak, dan anggota kelompok yang memiliki nomor yang sama harus bekerja sama untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas.
      3. Diskusi dan Jawaban: Anggota kelompok berdiskusi dan mencari jawaban bersama. Mereka harus mencapai kesepakatan dalam memberikan jawaban yang tepat.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation:

Pengertian: Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelidiki topik tertentu secara mandiri dan berkolaborasi dalam proses belajar. Siswa bekerja dalam tim untuk melakukan penelitian dan mempresentasikan hasil temuan mereka kepada seluruh kelas.

Tujuan:

      1. Mengembangkan keterampilan penelitian dan analisis siswa.
      2. Meningkatkan kemampuan bekerja dalam tim dan berkolaborasi dalam mencari solusi.
      3. Mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses belajar-mengajar.

Manfaat:

      1. Memperkuat keterampilan kerjasama dan berbagi pengetahuan antar siswa dalam tim.
      2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menyusun presentasi.
      3. Mengembangkan kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan informasi di depan kelas.

Langkah-Langkah Implementasi Model Group Investigation:

      1. Pembentukan Tim: Guru membentuk tim-tim kecil dengan jumlah anggota yang sesuai. Setiap tim akan menyelidiki topik pembelajaran yang berbeda.
      2. Penelitian Mandiri: Setiap anggota tim melakukan penelitian secara mandiri mengenai topik yang telah ditetapkan. Mereka mengumpulkan informasi dan data untuk disajikan kepada seluruh kelas.
      3. Presentasi Tim: Setelah penelitian selesai, tim-tim mempresentasikan temuan mereka kepada seluruh kelas. Hal ini mendorong siswa untuk berbagi pengetahuan dan memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share:

Pengertian: Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share memungkinkan siswa untuk berpikir, berdiskusi, dan berbagi ide dengan pasangan mereka. Siswa berpikir secara mandiri, berdiskusi dengan teman sebelahnya, dan kemudian berbagi jawaban atau solusi dengan seluruh kelas.

Tujuan:

      1. Meningkatkan partisipasi aktif dan keterlibatan semua siswa dalam pembelajaran.
      2. Mendorong siswa untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dalam berbagi ide dan pemikiran.
      3. Memperkuat pemahaman siswa melalui diskusi dan pertukaran gagasan.

Manfaat:

      1. Meningkatkan keterampilan komunikasi dan kerjasama siswa dalam bekerja dalam pasangan.
      2. Mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis dan analitis.
      3. Memperkuat rasa saling menghargai dan mendukung antar siswa dalam proses pembelajaran.

Langkah-Langkah Implementasi Model Think-Pair-Share:

      1. Think: Guru memberikan pertanyaan atau masalah kepada seluruh kelas. Setiap siswa berpikir secara mandiri untuk mencari jawaban atau solusi.
      2. Pair: Setelah berpikir, siswa berpasangan dengan teman sebelahnya. Mereka berdiskusi tentang jawaban atau solusi yang telah mereka pikirkan.
      3. Share: Setelah berdiskusi, siswa berbagi jawaban atau solusi mereka dengan seluruh kelas. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dari perspektif dan ide orang lain.

Keunggulan atau Kelebihan

Keunggulan dari Metode pembelajaran kooperatif adalah

  1. Menumbuhkan rasa saling percaya dan rasa peduli, solidaritas sehingga hubungan pertemanan bisa terikat secara solid dan kompak.
  2. Perbedaan dari setiap siswa dalam grup bisa memicu pemikiran yang beragam sehingga permasalah bisa dilihat dari berbagai sudut pandang.
  3. Bisa membuat siswa untuk mengutarakan informasi dengan lebih bebas dan metode ini siswa bisa saling mendukung untuk menjawab solusi dari tugas dan materi yang diberikan oleh guru, sehingga tugas menjadi lebih mudah dikerjakan.
  4. Model ini sangat tepat guna untuk mendapatkan solusi dari persoalan yang membutuhkan pendapat banyak orang
  5. Materi bahan ajar bisa dipahami oleh siswa dengan lebih cepat, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa pertemanan.

Kelemahan

Model kooperatif ini juga tidak luput dari kekurangan, berikut diantaranya:

  1. Informasi bahan ajar yang ada akan sulit dipahami bila ada sedikit penyampain pendapat, pengutaraan pendapat bisa disalah mengertikan oleh antar siswa.
  2. Terdapat siswa yang cenderung memiliki sifat mendominasi dan ada siswa yang bersifat pendiam. Ini bisa terpicu sebuah ketimpangan pada grup, sehingga pada siswa pendiam akan cenderung mengalah.
  3. Pembelajaran ini memiliki rentan waktu yang cukup panjang dan lama, sehingga proses pengutaraan pendapat dan bantahan akan memicu perdebatan maupun persetujuan.
  4. Metode ini bisa ada kegagalan dalam kolaborasi dalam setiap grup. Bila grup tidak dapat kerja sama dengan solid, maka akan ada perdebatan yang akan memecah pertemanan yang sudah terjalin.

Kesimpulan

Terdapat begitu banyak model pembelajaran kooperatif, tapi esensi dari pembelajaran adalah kerjasama siswa dengan yang lainnya, karena kerjasama bisa bermanfaat untuk menumbuhkan rasa ketergantungan positif antar manusia.

Misi dari metode ini adalah bahwa materi bisa dirancang menyesuaikan dengan apa yang akan disampaikan. Hal ini bermaksud untuk menghasilkan pembelajaran yang unggul pada akademik, social skill atau keterampilan sosial untuk saling menerima perbedaan dan percaya diri.

Jadi secara keseluruhan model cooperative learning adalah untuk meningkatkan efektif dan efisiensi dalam memperoleh tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk berperan aktif sehingga menghindarkan siswa dari rasa bosan.

Selain itu agar menunjang pembelajaran, guru diharap untuk memberikan materi yang mengena dan tepat guna agar tujuan pembelajaran bisa sukses. Salah satunya adalah mengatur ruangan agar kondusif dan guru selalu membimbing siswa dengan tekun dan sabar.

FAQ Model Pembelajaran Kooperatif

Apakah model pembelajaran kooperatif cocok untuk semua mata pelajaran?

Ya, model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran. Meskipun mungkin ada beberapa penyesuaian yang diperlukan tergantung pada subjeknya, prinsip dasar kolaborasi dan partisipasi aktif tetap berlaku.

Berapa banyak anggota kelompok yang ideal dalam model pembelajaran kooperatif?

Idealnya, kelompok belajar terdiri dari 3-5 anggota. Jumlah ini cukup untuk menciptakan diskusi yang produktif tanpa terlalu banyak perbedaan pendapat.

Bagaimana mengatasi masalah dominasi seorang siswa dalam kelompok?

Untuk mengatasi masalah dominasi seorang siswa, guru dapat memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi anggota kelompok lain untuk berpartisipasi. Selain itu, dorong siswa dominan untuk lebih mendengarkan dan mengajak partisipasi anggota kelompok lain.

Apakah model pembelajaran kooperatif mempengaruhi hasil akademik siswa?

Ya, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil akademik siswa karena mereka lebih terlibat dalam proses belajar.

Bagaimana cara mengevaluasi efektivitas model pembelajaran kooperatif?

Evaluasi dapat dilakukan melalui observasi, tes kelompok, presentasi kelompok, atau umpan balik dari siswa tentang pengalaman belajar mereka.

Apakah model pembelajaran kooperatif mengurangi persaingan antara siswa?

Ya, model pembelajaran kooperatif menggantikan persaingan yang merugikan dengan kerja sama dan dukungan antar siswa.

Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…

Halo semuanya! Apakah Anda ingin tampil beda dengan gaya rambut yang benar-benar mencerminkan kepribadian Anda? Teknik pembelajaran bisa menjadi kunci untuk menciptakan gaya rambut...
Harys Imanulloh
7 min read

Experiential Learning

Pembelajaran adalah kunci bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa. Namun, apakah kita pernah bertanya-tanya apakah ada cara yang lebih efektif dan menyenangkan bagi mereka...
Harys Imanulloh
11 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *