Harisah Anis Penulis di Tripven. Sangat menyukai Sejarah dan saat ini sedang menjalani Pendidikan di UMP Purwokerto.

Problem Based Learning

11 min read

Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran PBL (problem based learning) adalah sistem pembelajaran yang berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Ini berfungsi agar siswa bisa mandiri dalam menemukan solusi berdasarkan masalah yang ada.

Dalam prosesnya, pembelajaran PBL atau dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran berbasis masalah (PBM) akan memanfaatkan strategi yang lebih terstruktur untuk menemukan solusi dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dengan adanya landasan strategi ini, siswa bisa menuai hasil dari PBL sebagai pola pikir di masa depan guna menemukan solusi dari berbagai macam masalah yang akan dihadapi. Sehingga problematika dalam hidup akan berangsur-angsur teratasi.

Pengertian

Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning adalah rentetan kegiatan pembelajaran yang bertumpu suatu masalah yang nantinya akan di pecahkan dengan cara ilmiah. Pengeritan tersebut diutarakan oleh Sanjaya (2006: 214).

Pembelajaran PBL ini menurut J. Duch (1994) adalah instruksi kepada siswa untuk selalu belajar. Menciptakan kolaborasi yang solid dalam suatu grup untuk memecahkan masalah yang ada.

Materi masalah yang dibuat guru untuk siswa, nantinya bermanfaat untuk menumbuhkan kecakapan dalam analisis, inisiatif dan kritis yang mana nantinya akan terbenam pada pola pikir peserta didik.

Bila disimpulkan pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approach) di mana siswa akan membahas suatu materi dengan bekerja dalam grup untuk memecahkan masalah.

Mengapa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning?

Menurut pernyataan Nilson (2010), pembelajaran berbasis masalah yang didesain dengan serius dan baik akan memberi siswa kesempatan untuk meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan:

    • Kerja sama dalam grup atau tim.
    • Berkembangnya komunikasi lisan dan tertulis.
    • Pembelajaran mandiri.
    • Menerapkan materi pemecahan masalah ke dalam dunia nyata.
    • Sadar akan tanggung jawab dan evaluasi diri.
    • Bekerja mandiri.
    • Mampu menjelaskan suatu konsep.
    • Belajar manajemen kelompok dan memegang tanggung jawab kepemimpinan.
    • Memiliki pemikiran yang kritis dan analitis.
    • Pemecahan masalah dari setiap lintas disiplin ilmu.
    • Meningkatnya daya teliti dan literasi informasi.
  • Lihat juga juga: Model Pembelajaran Terpadu

Langkah-Langkah atau Sintaks Model Pembelajaran PBL 

Sintaks Model Pembelajaran pembelajaran berbasis masalah atau Problem based learning

Sebelum masuk pada langkah atau sintaks, berikut merupakan beberapa hal yang harus siswa lakukan dalam pembelajaran PBL:

  1. Investigasi dan jabarkan masalahnya.
  2. Masalah mendasar yang telah siswa ketahui akan di eksplore seluas, sedalam dan sekreatif mungkin agar sudut pandang menjadi banyak sehingga muncul alternatif baru.
  3. Tentukan apa saja yang harus dipelajari dan di mana tempat yang tepat untuk memperoleh informasi serta alat apa saja yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
  4. Evaluasi metode, cara, model dalam menyelesaikan masalah.
  5. Menyelesaikan masalah.
  6. Buat laporan mengenai temuan.

Berikut adalah penggunaan sintaks dari model pembelajaran problem based learning:

1. Konsep Dasar (Basic Concept

Guru menyampaikan dasar pengetahuan yang terdiri dari konsep dasar, instruksi, sumber, koneksi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mata pelajaran yang akan disampaikan. Ini bermanfaat agar siswa bisa menangkap maksud dari apa yang disampaikan. Sehingga suasana pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi pembelajaran bisa tercapai.

2. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem

Pada bagian ini guru mengutarakan skenario atau permasalahan, lalu siswa melaksanakan aktivitas brainstorming, ini berarti setiap siswa dalam grup harus menyatakan ide dan pendapat. Langkah ini bisa melahirkan berbagai macam gagasan yang tidak terduga sebelumnya.

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning

Siswa diharuskan menemukan referensi belajar lain dari banyak sumber agar permasalahan yang ada akan semakin jelas. Referensi belajar bisa artikel, video, tempat baru, perpustakaan, berita, situs internet, buku dan apapun itu asalkan bahan berasal dari sumber yang relevan.

Investigasi mengenai sumber belajar baru ini mempunyai misi penting : Pertama agar siswa bisa menemukan sumber informasi dan memahami permasalahan dengan baik. Kedua agar siswa bisa bersatu dengan satu tujuan dalam mengutarakan isu di depan kelas secara akurat dan relevan.

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge

Sesudah siswa memperoleh referensi yang diinginkan untuk penajaman materi. Pada sesi selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi dalam sebuah grup untuk mematangkan bahan sumber yang ada lalu merumuskan solusi untuk permasalahan grup. Sehingga pertukaran pengetahuan dalam grup diskusi bisa dilaksanakan dengan baik.

5. Penilaian (Assessment

Terdapat tiga aspek penilaian yang perlu digaris bawahi, diantaranya adalah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Seluruh penilaian yang akan dicatat sebagai hasil akhir terdiri dari laporan, catatan, pekerjaan rumah, kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.

Ciri-ciri Model Pembelajaran PBL

Berdasarkan pernyataan Arends, model pembelajaran berbasis masalah mempunyai ciri-ciri berikut:

Mengutarakan Masalah

Model pembelajaran ini berlandaskan pada pengaturan dalam mengajar sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa membuat pembelajaran yang diterima siswa lebih mengena dan bermakna.

Berpusat Pada Keterkaitan antar Disiplin Ilmu

Walaupun proses pembelajaran PBL ini lebih dikhususkan untuk mata pelajaran Matematika, IPS dan IPA. Tetapi setiap masalah yang dicari sudah melewati seleksi yang ketat, sehingga persoalan akan berguna untuk siswa.

Penyelidikan Alami

Metode PBL merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada masalah yang mewajibkan siswa untuk melaksanakan pencarian secara alami. Ini berguna untuk menciptakan solusi nyata pada setiap masalah yang dihadapi.

Membentuk Hasil dan Mempresentasikannya

Pembelajaran PBL mengharuskan siswa untuk bisa menciptakan hasil produk yang nyata. Hasil tersebut dapat berupa tulisan, video, multimedia, gambar dan laporan.

PBL melatih Kolaborasi dan Kerja Sama

Pembelajaran yang berasaskan masalah ini memiliki ciri berupa kerja sama antar siswa. Ini bisa dibentuk dengan cara membuat banyak grup dengan anggota sedikit atau sedikit grup dengan banyak anggota.

Karakteristik Model Pembelajaran PBL 

Problem based learning memiliki beberapa sifat yang dikemukakan oleh Rusman (2010), diantaranya adalah:

  1. Permasalahan adalah landasan pertama dalam proses belajar.
  2. PBL harus sesuai dengan apa yang ada di dunia nyata siswa, permasalahannya pun tidak harus rumit.
  3. Permasalahan yang ada, harus memiliki banyak perspektif atau masalah yang relatif terhadap subyek.
  4. Permasalahan yang diangkat harus sesuai dengan daya pikir pengetahuan siswa, mulai dari kompetensi hingga sikap.
  5. Belajar membimbing dan kontrol diri menjadi dasar utama.
  6. Menggunakan berbagai sumber referensi pengetahuan yang heterogen, dari cara penggunaan hingga evaluasi pada setiap sumber pengetahuan adalah landasan dari problem based learning.
  7. Aktivitas pembelajaran merupakan aktivitas interaktif, kolaboratif, kooperatif dan komunikatif.
  8. Meningkatkan skill inquiry dan membuat solusi dari masalah merupakan salah satu hal esensial yang harus dikuasai. Sama pentingnya dengan mendapatkan isi ilmu pengetahuan itu sendiri.
  9. Setiap proses belajar merupakan aktivitas untuk mengkoneksikan dan integrasi ilmu pengetahuan.
  10. PBL harus terlibat dalam ulasan, refleksi dan evaluasi dari setiap proses belajar siswa.

Tujuan PBL untuk Pendidikan

Misi utama dari pembelajaran berbasis masalah adalah merangsang dan meningkatkan kapabilitas siswa dalam berpikir kritis, analitis, logis, kreatif dan sistematis. Alat-alat berpikir tersebut berguna untuk memecahkan solusi siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan cara penelitian data empiris sehingga pola pikir ilmiah akan terbangun.

Ini adalah macam-macam tujuan model problem based learning.

Menyadarkan pentingnya pola pikir pemecahan masalah

Melatih siswa memiliki keterampilan untuk proses berpikir abstrak tentu sangat berbeda dengan melatih siswa untuk berpikir konkret.

Mempelajari pola pikir

Model pembelajaran PBL ini juga memiliki misi untuk mendukung kemampuan siswa ketika menghadapi masalah di kehidupan nyata dan mempelajari tugas penting sebagai manusia. Resnick menyampaikan PBL sangat penting untuk pemecahan masalah, terutama saat melakukan kerja sama.

Mempelajari kemandirian

Dengan menantang siswa untuk terus menemukan solusi dari masalah dalam realitas yang diciptakan siswa sendiri. Ini bisa berdampak pada pengembangan mental yang lebih solid.

Tentu perlu tuntunan guru secara konsisten dengan cara memotivasi untuk terus mempertanyakan segala sesuatu. Dan memberikan penghargaan bila pertanyaannya siswa memiliki kualitas yang bagus.

Kekurangan & Kelebihan Pembelajaran Problem Based Learning

Setiap sistem dan model yang dibuat manusia pasti ada nilai positif dan negatif. Ini adalah beberapa Kekurangan serta Kelebihan dari pembelajaran problem based learning:

Kelebihan

    1. Penemuan solusi adalah metode paling signifikan untuk bisa memahami pengetahuan.
    2. Problem solving bisa memicu pembelajar untuk lebih lapar dengan ilmu pengetahuan.
    3. Pemecahan masalah bisa menumbuhkan semangat siswa dalam kegiatan belajar.
    4. Bisa bermanfaat untuk menemukan cara agar menerangkan pengetahuan kepada orang lain.
    5. Memberikan rasa tanggung jawab dalam belajar. Selain itu penemuan solusi ini juga bisa mengembangkan kemampuan siswa dalam refleksi diri terhadap proses belajar.
    6. Siswa bisa mengetahui bahwa setiap pembelajaran pada hakikatnya adalah cara berpikir, tidak hanya belajar melalui buku dan guru secara mentah.
    7. Dengan metode pemecahan masalah siswa cenderung lebih bersemangat dan menyukai dalam proses pembelajaran.
    8. Metode PBL melatih siswa untuk berpikir kritis dan bisa mencerna pengetahuan baru secara solid.
    9. Berguna untuk siswa agar bisa memakai pengetahuan yang dimiliki di dunia nyata.
    10. Model PBL bisa berguna untuk memicu siswa untuk secara konsisten untuk terus belajar. Meskipun belajar di jenjang formal sudah berakhir.

Kelemahan

    1. Bila pembelajar tidak mempunyai inisiatif atau semangat dan permasalahan terlalu sulit dipecahkan, siswa akan merasa jenuh untuk hanya sekedar mencoba.
    2. Kesuksesan pembelajaran berbasis masalah harus mengorbankan persiapan dan waktu yang tidak sedikit.
    3. Pemahaman yang kurang akan berdampak pada siswa dalam memotivasi diri dalam pemecahan masalah.

Kesimpulan

Pada dasarnya esensi utama yang diperhatikan adalah sikap siswa untuk proaktif dalam pembelajaran untuk menghasilkan pemahaman dan ketahanan pengetahuan yang lebih baik.

Sikap aktif tersebut bisa membantu siswa dalam menangani segala macam masalah dalam hidup. Selain itu kemampuan mengatasi masalah bisa membantu siswa dalam mengembangkan pemikiran kritis, kolaborasi, komunikasi dan keterampilan belajar mandiri.

Sumber dan Refrensi

https://en.wikipedia.org/wiki/Problem-based_learning
Nilson, L. B. (2010). Teaching at its best: A research-based resource for college instructors (2nd ed.).

Harisah Anis Penulis di Tripven. Sangat menyukai Sejarah dan saat ini sedang menjalani Pendidikan di UMP Purwokerto.

Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…

Halo semuanya! Apakah Anda ingin tampil beda dengan gaya rambut yang benar-benar mencerminkan kepribadian Anda? Teknik pembelajaran bisa menjadi kunci untuk menciptakan gaya rambut...
Harys Imanulloh
7 min read

Experiential Learning

Pembelajaran adalah kunci bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa. Namun, apakah kita pernah bertanya-tanya apakah ada cara yang lebih efektif dan menyenangkan bagi mereka...
Harys Imanulloh
11 min read

One Reply to “Problem Based Learning”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *